Your Sign Here

Rabu, 21 April 2010

Menuju Perpisahan

Dulu, waktu aku memulai semuanya, aku selalu berpikir,
"Kapan ini semua akan selesai?" atau "Kenapa lama sekali semuanya berlalu?"
Kata-kata sering sekali menghampiri pikiran, menggoyahkan hati.
Banyak sekali tantangan yang aku hadapai selama 3 tahun kehidupan sekolah tingkat menengah pertama.
Permasalahan yang datang slih berganti,
mengetes kesabaranku yang memiliki batas,
mengetes seberapa kuat aku dalam menghadapi tiap masalah,
mencoba meneteskan air mataku jika aku mulai goyah,
membuatku tersenyum ketika semuanya selesai.

aku tertawa jika memikirkan apa yang ku alami selama ini.
seberapa kekanak-kanakannya aku dalam menghadapi masalah,
seberapa egoisnya aku,
seberapa bodohnya aku dalam menanggapi hal-hal sederhana.

semakin aku jalani,
aku merubah cara pikirku menjadi :
"Oh, ternyata semuanya bisa ku nikmati" atau "Kehidupan seperti ini menyenangkan juga"
Aku mulai menyayangi semua yang ada disekitarku,
belajar menjaga yang bisa ku jaga,
memberikan berbagai perhatian yang bisa ku berikan,
mencoba menjadi diri sendiri,
memberikan kepercayaan bagi mereka yang kurasa bisa kupercaya,
berbagi cerita dengan semuanya..

bukan hanya hal manis yang ku dapat, hal pahit juga,
seperti dikhianati,
dijauhi, tidak dipercaya,
dan beberapa hal buruk lainnya.
namun, saat aku berdiri diujung jalan ini,
hal yang ku tahu dan yang ku sadar,
aku bisa melalui semuanya.

masa paling berat ketika dihadapi oleh masalah sekolah, persahabatan, rasa percaya, dan sayang disaat yang bersamaan.
dijepit oleh 'mereka' sempat membuatku mengutuk keberadaanku sendiri.
mengutuk semua tindak-tandukku yang membuat semua hal itu menjadi masalah.
tapi dari hal itu aku bisa mengerti kalau semua orang bisa mengalami hal pahit kapan saja, dalam kondisi apapun.
aku belajar mencari berbagai macam jalan yang 'mungkin' bisa kulalui untuk menyelesaikan masalah-masalah itu dan belajar dari semua kesalahanku.

kemudian, ketika 8 bulan terakhirku di sekolah itu,
aku mulai mengerti kalau aku sangat menyayangi semua yang terjadi di masa-masa itu.
membuatku berpikir : "Kenapa dulu aku tidak seperti ini?" atau "Kenapa aku baru sadar kalau tidak ingin pisah dengan mereka semua?"

namun..
aku kembali berpikir,
bukankah karena 'perpisahan' ketika aku SD makanya aku bisa bertemu mereka semua yang ku sayangi di SMP?
hingga aku pun mengambil kesimpulan lain yang entah benar atau salah,
aku berpikir kalau perpisahan itu bukan akhir dari suatu perkenalan, tapi sebuah awal untuk perkenalan.
perpisahan itu seperti lonceng awal untuk mendapat kehidupan baru yang mungkin lebih dari kehidupan sebelumnya hingga kita mendapat 'dunia' kita yang tidak memiliki kata 'perpisahan'.
sedalam atau selama apapun aku memikirkannya,
aku tetap tidak menemukan jawabannya..
Yang ku harap sekarang, perpisahan ini tidak bermakna bahwa aku tidak akan bertemu dengan mereka lagi setelahnya.


Selasa, 13 April 2010

Harmoni Waktu

air mengalir. waktu bergulir.
udara berhembus. waktu berdetik
1 detik. 1 menit. 1 jam. 1 hari.
86.400 detik.

Mata menatap jam.
Jam menunjukkan waktu.
Menghela nafas melihat betapa waktu terus saja melangkah maju.
Memaksa aku yang ingin diam untuk terus melangkah maju

Yang ku tahu tentang waktu adalah 'waktu memaksa aku untuk melangkah maju.'
entah aku suka atau tidak.
Di sisi lain, jika waktu menjanjikan untuk terus melangkah maju, apakah waktu juga menjanjikan aku untuk mengakhiri sesuatu?

Sebenarnya,
selain semua itu, bnyak hal lain yang diberi waktu.
Hal paling penting yang dimiliki tiap manusia.
yang hanya diberi oleh waktu, kesempatan.
Waktu memberikan kita kesempatan selama 24 jam, waktu yang sangat banyak untuk kita.
Waktu yang dapat kita manfaatkan untuk memperbaiki kesalahan, mengintropeksi diri dan melakukan hal berguna dan lainnya yang bisa memberikan banyak warna dalam hidup.
Hanya saja,
'mereka' yang memanfaatkan waktu itu hanya sedikit.
Buktinya mudah,
liat saja seberapa banyak orang yang menyesal dan orang yang tertawa bahagia atas apa yang dia lakukan.

yang memanfaatkan waktu pasti puas dengan yg dia punya dan tertawa.
yang tidak memanfaatkan waktu akan menyesal dan mengutuk hidupnya.

aku tidak berani mendefinisikan lebih jauh lagi.
karena aku sendiri tidak tau aku termasuk yang mana.
entah yang menyiakan waktu atau yg memanfaatkan waktu.

Aku masih harus lebih memahami hidup lagi untuk tau tentang 'keberadaan waktu' sebenarnya.
Apa mungkin aku yg menyiakan waktu karena membuat catatan seperti ini?
entahlah.